Monday, January 24, 2011

filsafat al-farabi

A. Biografi Al-Farabi
Nama lengkapnya Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalagh. Di kalangan orang Latin Abad Tengah, Al-farabi dikenal dengan Abu Nashr (Abunaser). Ia lahir di Wasij (sekarang dikenal dengan Atrar), Turkistan pada 257 H (870). Ayahnya seorang jenseral berkebangsaan Persia dan ibunya berkebangsaan Turki.
Pada waktu mudanya pernah belajar sastra dan Arab di Bagdad kepada Abu Bakar al-saraj, logika serta filsafat kepada Abu Mattitus ibn Yunus (seorang Kristen Nestorian yang banyak menerjemahkan filsafat Yunani,dan kepada Yuhana ibn Hailam. Kemudian ia pindah ke Haram, pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil dan berguru kepada ibn Jilad. Tetapi tidak berapa lama ia kembali ke Bagdad untuk memperdalam Filsafat. Ia menetap selama 20 tahun. Di bagdad ini pula ia juga menulis dan membuat ulasan buku-buku filsafat Yunani dan mengajar. Diantara muridnya yang terkenal adalah Yahya ibn’Adi filsuf kristen.
Pada tahun 330 H (945 M), ia pindah ke Damaskus dan berkenalan dengan Saif al-daulah Hamdani , Sultan Dinasti Hamdan di Aleppo. Sultan memberikan kedudukan sebagai ulama istana dengan tunjangan yang besar sekali. Tetapi Al-farabi lebih memilih hidup sederhana (zuhud) dan tidak tertarik pada kekayaan, dia hanya membutuhkan 4 dirham saja sehari untuk memenuhi kebutuhan, namun di tempat ini ada hal yang menggembirakannya, ia dapat bertemu dengan para sastrawan, penyair, ahli bahasa, ahli fiqih dan kaum sendikiawan lainnya. Konon kegemarannya dalam membaca dan menulis sering dilakukannya di bawah sinar lampu penjaga malam. Adapun sisa tunjangannya jabatannya, dibagi-bagikan kepada fakir miskin dan amal sosial di Allepo dan Damaskus. Kurang lebih 10 tahun Al-farabi hidup di dua kota dan berpindah-pindah. Tetapi penguasa dari kedua kota ini semakin memburuk, sehingga Saif Al-Daulah menyerbu kota Damaskus yang kemudian dapat dikuasai. Dalam penyerbuan ini Al-farabi ikut serta. Pada bulan Desember 950 M Al-Farabi meninggal di Damaskus pada usia 80 tahun.
Al-farabi dikenal sebagai filsuf Islam yang terbesar, karena memiliki keahlian dalam banyak bidang keilmuan dan memandang filsafat secara utuh serta mengupasnya secara sempurna. sehingga filsuf yang datang sesudahnya itu seperti Ibn Sina dan Ibn rusyd banyak mengupas dan mengambil sistem filsafatnya. Pandangannya mengenai filsafat yang demikian , terbukti dengan usahanya untuk mengakhiri kontradiksi antara pemikiran Plato dan Aristoteles lewat risalahnya Al-jam’u baina Ra’yay al-hakimain Aflathun wa Aristhu.


UNTUK LEBIH LANJUT download

No comments: